Mengenal lebih dekat mata saja: fenomena berbahaya di dunia maya memang menjadi perbincangan hangat belakangan ini. Mata saja, atau yang lebih dikenal dengan istilah stalking, merupakan tindakan menguntit dan mengawasi seseorang secara terus-menerus melalui media sosial atau dunia maya lainnya.
Fenomena ini memang sangat mengkhawatirkan, karena dapat berdampak buruk pada kesehatan mental dan keamanan individu yang menjadi korban. Menurut Dr. Aulia Rahman, seorang psikolog klinis, “Mata saja dapat menimbulkan rasa takut, cemas, dan bahkan trauma pada korban. Mereka merasa selalu diawasi dan diperhatikan, tanpa bisa melawan atau menghindar.”
Tentu saja, tindakan mata saja juga melanggar privasi dan hak asasi manusia. Hal ini diakui oleh Ario Puspito, seorang aktivis hak asasi manusia, “Mata saja merupakan bentuk pelecehan dan pelanggaran privasi yang harus ditindak tegas oleh hukum. Kita harus berani melaporkan dan memberantas perilaku ini demi keamanan dan perlindungan diri sendiri.”
Namun, sayangnya masih banyak orang yang melakukan mata saja tanpa menyadari dampak buruknya. Mereka sering kali menganggap remeh dan meremehkan privasi orang lain. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk meningkatkan kesadaran akan bahaya mata saja dan menghimbau untuk selalu menghormati privasi dan batas pribadi orang lain.
Sebagai masyarakat yang hidup di era digital, kita juga harus bijak dalam menggunakan media sosial dan dunia maya. Jangan sampai kita menjadi bagian dari masalah mata saja ini. Mari kita jaga privasi dan menghormati orang lain, sehingga dunia maya dapat menjadi tempat yang aman dan nyaman untuk semua.
Dalam mengakhiri artikel ini, saya ingin mengutip kata-kata bijak dari Nelson Mandela, “Hak asasi manusia berarti menghormati hak asasi manusia orang lain, sama seperti kita menghormati hak asasi manusia kita sendiri.” Mari kita sama-sama menjaga hak asasi manusia dan privasi orang lain, termasuk dalam menghadapi fenomena mata saja yang berbahaya di dunia maya. Semoga kita semua selalu aman dan terlindungi.